Apakah kamu
sedang bertanya-tanya; “dimana aku?” “Sudah sampai mana langkahku?” “Berapa
jauh lagi perlu ku ayunkan kakiku?”. Seraya menggumam, “Temanku sudah sampai
sana, aku masih disini saja.” Hei, tenanglah. Bicara soal perjalanan, bukan
siapa yang tercepat atau tertinggal. Tapi tentang bagaimana cara menikmati
setiap pemandangan yang disajikan. Apakah kau melihat proses bagaimana
sampainya mereka pada sebuah tujuan? Ya. Mereka sama sepertimu. Berdarah-darah
tumitnya, hingga kering air matanya namun kamu tak pernah tahu model perjalanan
apa yang pernah ia lewati. Dia lewat pada gurun berpasirkah? Tentu tetap
kekeringan. Pegunungankah? Tentu melelahkan. Hutankah? Tentu menyeramkan.
Lautan luaskah? Tentu hampir berapa kali dia tenggelam. Pada setiap jalan yang
berbeda, pada tujuan yang berbeda, atau pada jalan yang berbeda dengan tujuan
yang sama, yang perlu kita nikmati adalah prosesnya.
Tuhan menawarkan
keindahan-keindahan dibalik sebuah pengorbanan. Dia membiarkanmu berdarah
supaya tahu bahwa perjalanan tak selalu mudah. Dia membiarknmu menunggu, supaya
tahu bahwa tidak semua hal datang tepat waktu. Dia berkali-kali menghadapkanmu
pada ketidakpastian, supaya belajar tidak perlu terlalu mengharapkan. Lalu apa
yang terjadi jika nanti sampai tujuan? Lebih siap dengan segala hal, tentunya.
Tempaan yang kau terima selama perjalanan menjadikan bukti bahwa kamu pantas,
siap untuk menghadapi setelahnya.
Perihal waktu,
tidak ada yang nyaman dari menunggu. Teruslah melangkah, beristirahatlah.
Bangkit lagi jangan lelah. Merasa tertinggal? Kejarlah. Tapi jangan lupa untuk
terus berjuang dan menyingkirkan batuan terjal.
Namun jika suatu
tujuanmu adalah pelangi setelah hujan. Carilah ujungnya. Jangan pernah lelah! Disana
terdapat jutaan mimpi yang akan kau raih. Karena hidup, bukan selalu tentang
perjalanan.
0 komentar:
Posting Komentar