"Kamu lima tahun lagi mau jadi apa?" Aku ditanya begitu olehnya.
"Menjalani hidup?" Jawabku sambil menerawang seperti 'Ya Tuhan, aku tidak berpikir sampai kesana. Bahkan setahun kedepan pun kutulis secara garis besarnya saja'.
"Hmm.. Semua orang yang kutanya akan menjawab begitu," ujarnya sambil memperhatikan kopi pahit di depannya.
"Lantas apa? Kalau kamu gimana?"
Lalu dia merancang semua mimpi-mimpinya. Perfeksionis! Rumit? Tapi aku suka. Aku tertegun dengan pemikiran-pemikirannya, rencananya, kepercayaan dirinya dengan hal-hal yang terukur.
Aku perlu belajar darinya. Untuk hidup bergelut dengan realita.
Perlu kusingkirkan sedikit imajinasi liarku, bahwa kita hidup di depan mata.
Di saat kita harus berdiri sendiri, menghadapi manis-pahitnya kehidupan..
Segalanya nanti tidak akan sesuai dengan apa yang direncanakan
tapi melihatnya begitu bersemangat, aku yakin dia bisa menjadi apa yang ia impikan.
Kamu, cepat sembuh ya :)
Jangan capek-capek skripsinya.
Jumat, 18 Januari 2019
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar